2. Larangan Meminta-Minta
حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ، وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ، وَذَكَرَ الصَّدَقَةَ وَالتَّعَفُّفَ وَالْمَسْئَلَةَ: «الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنْ الْيَدِ السُّفْلَى، فَالْيَدُ الْعُلْيَا هِيَ الْمُنْفِقَةُ، وَالسُّفْلَى هِيَ السَّائِلَةُ». ﴿أَخْرَجَهُ البُخَارِيّ﴾
Ḥadīṡ riwayat Ibnu 'Umar raḍiyaLlāhu ‘anhuma, ia mengabarkan bahwa Rasulullah ṢallaLlāhu ‘alaihi wasallam bersabda ketika berada di atas mimbar, di antaranya Beliau menyebut tentang shadaqah, menjaga kesucian diri, dan meminta-minta: “tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah. Tangan yang di atas adalah yang memberi (mengeluarkan infaq) sedangkan tangan yang di bawah adalah yang meminta". (Ṣaḥīḥ al-Bukhāriy ḥadīṡ no. 1339)
حَدِيثُ حَكِيمِ بْنِ حِزَامٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «الْيَدُ الْعُلْيَا خَيْرٌ مِنَ الْيَدِ السُّفْلَى، وَابْدَأْ بِمَنْ تَعُولُ، وَخَيْرُ الصَّدَقَةِ عَنْ ظَهْرِ غِنًى، وَمَنْ يَسْتَعْفِفْ يُعِفَّهُ اللهُ، وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللهُ». ﴿أَخْرَجَهُ البُخَارِيّ﴾
Ḥadīṡ riwayat Ḥakīm bin Ḥizām raḍiyaLlāhu ‘anhu tentang Nabi Shallallahu'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Tangan yang di atas lebih baik dari pada tangan yang di bawah, maka mulailah bersedekah kepada orang-orang yang menjadi tanggunganmu dan sedekah yang paling baik adalah sedekah yang berasal dari orang yang sudah cukup (untuk kebutuhan dirinya). Maka barangsiapa yang berusaha memelihara dirinya, Allah akan memeliharanya dan barangsiapa yang berusaha mencukupkan dirinya maka Allah akan mencukupkannya". (Ṣaḥīḥ al-Bukhāriy ḥadīṡ no. 1338)
حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «لَأَنْ يَحْتَطِبَ أَحَدُكُمْ حُزْمَةً عَلَى ظَهْرِهِ خَيْرٌ مِنْ أَنْ يَسْأَلَ أَحَدًا فَيُعْطِيَهُ أَوْ يَمْنَعَهُ». ﴿أَخْرَجَهُ البُخَارِيّ﴾
Ḥadīṡ riwayat Abū Hurairah raḍiyaLlāhu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah ṢallaLlāhu ‘alaihi wasallam bersabda: "Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta kepada orang lain, baik orang lain itu memberinya atau menolaknya". (Ṣaḥīḥ al-Bukhāriy ḥadīṡ no. 1932)