N. PEDULI LINGKUNGAN

1. Larangan Menelantarkan Lahan

حَدِيثُ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، قَالَ: كَانَتْ لِرِجَالٍ مِنَّا فُضُولُ أَرَضِينَ، فَقَالُوا: نُؤَاجِرُهَا بِالثُّلثِ وَالرُّبُعِ وَالنِّصْفِ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا أَو لِيَمْنَحْهَا أَخَاهُ فَإِنْ أَبَى فَلْيُمْسِكْ أَرْضَهُ». ﴿أَخْرَجَهُ البُخَارِيّ﴾

Dari Jabir ibn ‘AbdiLlah raiyaLlāhu ‘anhu, ia berkata; Di antara kami ada orang-orang yang memiliki banyak lahan tanah. Mereka berkata: "Kami akan sewakan tanah-tanah tersebut dengan sepertiga, seperempat atau setengah bagi hasil". Maka Nabi allaLlāhu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barang siapa yang memiliki lahan hendaklah dia menanaminya atau menyerahkannya kepada saudaranya untuk digarap. Jika dia tidak mau, hendaklah dia biarkan tanahnya [tanpa dipersewakan]". (aī al-Bukhāriy adī no. 2439)

حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ كَانَتْ لَهُ أَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا أَو لِيَمْنَحْهَا أَخَاهُ فَإِنْ أَبَى فَلْيُمْسِكْ أَرْضَهُ». ﴿أَخْرَجَهُ البُخَارِيّ﴾

Dari Abū Hurairah raiyaLlāhu ‘anhu, ia berkata; Rasulullah allaLlāhu ‘alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang memiliki lahan tanah hendaklah dia garap untuk bercocok tanam atau serahkanlah ia kepada saudaranya (untuk digarap). Jika enggan maka hendaklah dia biarkan tanahnya [jangan dipersewakan]". (aī al-Bukhāriy adī no. 2172)

 حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لاَ يُمْنَعُ فَضْلُ الْمَاءِ لِيُمْنَعَ بِهِ الْكَلأُ». ﴿أَخْرَجَهُ البُخَارِيّ﴾

Dari Abū Hurairah raiyaLlāhu ‘anhu bahwa Rasulullah allaLlāhu ‘alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kelebihan air itu ditahan untuk tujuan menghambat pertumbuhan tanaman." (aī al-Bukhāriy adī no. 2182)