2. Ghibah dan Buhtan

عن أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أنَّ رَسُولَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : «أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ؟» قالوا : اللهُ وَرَسُولُهُ أعْلَمُ، قَالَ : «ذِكْرُكَ أخَاكَ بِما يَكْرَهُ» قِيلَ : أفَرَأيْتَ إنْ كَانَ في أخِي مَا أقُولُ؟ قَالَ : «إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ، فَقَد اغْتَبْتَهُ، وإنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدْ بَهَتَّهُ». ﴿رَوَاهُ مُسْلِم﴾

Dari Abū Hurairah raiyaLlāhu ‘anhu, ia mengabarkan bahwa Rasulullah allaLlāhu ‘alaihi wasallam pernah bertanya: "Tahukah kamu, apakah ġībah itu?" Para sahabat menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.' Kemudian Rasulullah allaLlāhu ‘alaihi wasallam bersabda: “ġībah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.”' Seseorang bertanya; 'Ya Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan? ' Rasulullah allaLlāhu ‘alaihi wasallam berkata: ”Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu ada padanya, maka berarti kamu telah menggunjingnya. Dan apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah membuat-buat kebohongan terhadapnya.” (aī Muslim adī no. 4690)